Senin, 23 November 2015

SUARA ULAT

Aku sekolah di salah satu SMA ternama di Pontianak, yaitu di sekolah SMA 1 Pontianak, Aku orangnya simple, tidak pernah percaya jika tidak dibuktikan dan tidak ada buktinya, apa lagi untuk hal-hal yang tidak masuk akal. aku punya 3 sahabat, mereka Ardi, Nia dan Dimas. kami suka main teka-tekian, akan tetapi teka-teki yang nyata serta akurat jawabannya, alias bisa dibuktikan dan masuk di akal dalam pemikiran kami.
“eh budak aku punya tebak-tebakan” kata si ardi saat Aku beristirahat di kantin (budak adalah bahasa Pontianak yang arti nya teman-teman).
“mau nanya ape?” jawab Aku penasaran
“lebih sakit mane lah? kapas 1 kg atau besi 1 kg, kalo barang ini aku jatok kan di kaki kau?” tanya si Dimas
Aku dan teman-teman pun mulai berpikir keras, untuk jawaban yang benar-benar bisa diterima dan masuk akal.
“bentar lok ye” kata ku
“mau kemane kau?” tanya Nia
“bentar lok nda lama be” jawab ku sambil berlari menuju gudang sekolah
Aku berlari secepat mungkin kembali ke kantin saat aku sudah mendapatkan 4 ons besi yang Aku ambil di gudang sekolah, dan 4 ons kapas yang aku beli di supermarket depan.
“bawa ape tu joo?” tanya Nia heran, Joo itu adalah panggilan gaul kami berempat.
“Dimas sinik lok kau” kata ku, bersemangat
“hah, ngape ke?” Dimas menghampiri ku
Aku pun dengan semangatnya dan sangat penasaran apa yang akan terjadi jika Aku menjatuhkan kapas dan besi ini ke kakinya Dimas.
“alamak saket” teriak si Dimas saat besi dan kapas itu Aku jatuh kan di kakinya
Temen-temen ku yang lain pada heran dengan apa yang Aku lakukan, mereka tidak marah cuman mukanya masam saja, seperti macan yang mau menggigit karena rajanya disakiti.
“nah sekarang Aku udah tau dah jawabannye, lebih sakit mane besi atau kapas? Jawabannye lebih sakit kaki lah” kata ku sambil tertawa
“betol-betol” kata Ardi sambil tertawa, Nia juga ikut tertawa, tapi tidak untuk Dimas, ia masih mengosok-gosok kakinya yang kesakitan.
Sepulang sekolah kami berempat mampir ke rumah Nia untuk mengerjakan tugas kelompok, Aku pada saat itu sudah kebelet pipis, sudah ditahan sepanjang perjalanan tadi, dan saat ini sudah tidak mampu ditahan lagi, ku berlari cepat dan sekuat tenaga untuk mencapai toilet di rumahnya Nia.
“Minggir budak darurat ni” kata ku sambil mencopot sepatu dan melempari tas
Aku berlari cepat tangkas untuk sampai ke toilet yang Aku nantikan, Aku pun sampai di toilet Nia.
“aah leganye gak” Aku menghembuskan nafas lega
“aahhh”, teriak ku histeris
Panci di dapur Nia jatuh ke lantai dan membuat bunyi yang sangat cempreeng, panci itu jatuh karena disenggol Dimas yang buru-buru berlari mendengar teriakkan ku
“ade ape, ade ape?” tanya Nia cemas
“Ade pencuri ke?” sambung Dimas khawatir
“Mane pencuri nye, mane?” Ardi sambil mengempalkan tangannya
“ye, mane ade ape ape, Aku cuman tes tes suare jak” kata ku sambil menertawakan mereka yang hampir copot jantungnya
Aku saat itu lagi bosan mengerjakan PR matematika trigonometri, tidak ada satu soal pun yang bisa kami kerjakan, 2 jam lamanya kami hanya bisa melototin tugas itu tanpa menyentuh satu soal pun. Saat itu ketiga sahabat ku berbisik, entah apa yang mereka bisikkan, mata ku membesar saat pandanganku tertuju pada mereka. dan mereka juga balik membesarkan matanya kepadaku dan kami pun saling pandang-pandangan dengan mata seperti jengkol.
“naah” Nia membuat kaget
“ape?” tanya ku
“Aku dan budak-budak ni punye tebak-tebakan buat kau joo” sahut Nia ke Aku
“preet, paling tebakan nye gampang Aku tebak dan Aku buktikan” Aku menyepelekan mereka
“eets jangan salah kau ni, ini tebakan yang fenomenal dijamin kau tu nda bakal bise jawabnye” kata Ardi dengan ekspresi yang lebay
“hala kau ni, palingan 15 menit udah bise aku jawab dan aku bukti kan” sahut ku
“nah dengar ye pertanyaan nye: suare tokek kan “tokek tokek” suare kucing: “meong meong” suare anjing “guk guk guk guk” kalo suare ulat gimane?” tanya Dimas sambil ber tos dengan Nia dan Ardi
Pertanyaan ini bener-bener diluar akal sehat ku, gampang tapi susah untuk dijawab, satu dua tiga jam aku tidak dapat menjawab sampai temen-temen ku tertidur sambil membuat kolam di lantai.
“aaaaaahhh” teriakan ku membangunkan ketiga temen ku
“ade ape ade ape?” mereka terbangun dengan kaget
“aku jawabnye besok jak ye, pusing palak aku mirekan nye, nda masok akal, aku mau meneliti suara ulat lok” kata ku, sambil membereskan buku-buku ku dan pulang
Sebelum pulang ke rumah, Aku mampir ke kebun orang untuk mencari ulat, Aku bawa banyak ulat saat itu, Aku mulai meneliti tentang suara ulat. Aku bergadang dua hari dua malam tapi hasilnya nihil, ulat tidak pernah mengeluarkan suara sedikit pun, Aku hampir frustasi mencari jawaban teka-teki itu, baru kali ini teka-teki mereka tidak bisa Aku jawab dan Aku buktikan dengan akal. Tidak lama kemudian Aku mendengar suara dari dalam toples, Aku pun segera mendekatkan telinga ku ke tomples ulat.
“puuss” ya ampun ternyata suara ulat bunyinya “puss” Aku gembira sekali, tapi kok ada bau bau yang tidak sedap ya.
“yaelah kak, itu bukan suare ulat tapi kentut Kamek” kata adik ku sambil menertawakan Aku (kamek adalah Aku)
Aku tidak tau kapan adik ku ada di dekat ku malam itu, tiba-tiba saja muncul seperti Setan, datang tak dijemput, pulang tak diantar.
“waah kurang ajar kau ni, nda sopan, aku ni kakak kau, lebih tue, udah-udah pegi kau sana” Aku mengusir Adikku dari dalam kamar dan mengunci pintu kamarku
Aku tidak menemukan jawaban teka-teki dari temen-temen ku kali ini, Aku menyerah.
Di kantin
Setiap istirahat kantin ibu yeyen selalu ramai oleh murid-murid yang sedang makan. mungkin faktor ramai karena cuman ibu yeyen yang menyediakan menu makanan sedangkan kantin yang lain cuma es dan gorengan.
“macam mane? udah tau jawabnye?” tanya Nia yang sedang menyedot teh es
“kalo bise kau jawab dangan betol, aku bayarkan makanan kau ni” sahut Ardi dengan sombongnya
“aaah nda tahu aku, susah ah buktikan nye” jawab ku lesu
“gitu jak kau tak tau? Gampang bah, suare ulat itu: PUCUK PUCUK PUCUK” jawab mereka serempak dan kami pun tertawa bersama
SELESAI

Related Posts

SUARA ULAT
4/ 5
Oleh